Konferensi Musik Indonesia (KMI) 2025 menghadirkan sesi Spotify Masterclass yang digelar pada hari ketiga, Jumat (10/10). Sesi ini disambut antusias oleh para pelaku industri musik tanah air.
Diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan, kegiatan ini bertujuan memperdalam pemahaman tentang ekosistem musik digital serta cara memaksimalkan potensi Spotify bagi musisi dan artis Indonesia.
Dalam sesi ini, para peserta diajak memahami cara kerja platform Spotify — mulai dari pengelolaan profil, strategi promosi, hingga pemanfaatan data untuk memperluas jangkauan pendengar.
Irvin Yoesman, Artist and Label Partnership Lead di Spotify, menegaskan komitmen Spotify dalam mendukung karier musisi Indonesia.
“Spotify terus berinovasi dengan fitur-fitur baru yang relevan dengan pasar musik Indonesia. Kami ingin membantu musisi mengelola profil, mempromosikan karya, dan menganalisis performa musik mereka dengan lebih efektif,” ujarnya.
Sementara itu, Dimas Ario, Indonesia Editorial Lead di Spotify, menyoroti pentingnya data dan playlist dalam promosi musik.
“Spotify for Artists menjadi alat penting bagi musisi untuk mengunggah, memantau, dan mempromosikan lagu sesuai dengan preferensi pendengar Indonesia,” jelasnya.
Spotify juga memberi perhatian khusus pada playlist populer seperti Music Friday, Pop Rising, dan Neck Down, yang setiap minggu menampilkan rilisan terbaru dari berbagai artis. Data konsumsi lagu menjadi indikator utama bagi Spotify dalam menentukan lagu-lagu potensial untuk naik ke chart maupun program promosi lanjutan.
Selain itu, program global seperti Radar kini telah disesuaikan untuk pasar Indonesia, memberikan peluang bagi artis lokal untuk menembus pasar internasional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Melalui kolaborasi antara Kementerian Kebudayaan dan sektor swasta seperti Spotify, ekosistem musik Indonesia diharapkan semakin siap menghadapi era digital. Sesi ini menjadi langkah penting bagi musisi untuk mengoptimalkan profil Spotify mereka, memperluas basis penggemar, dan membuka.